Minggu, 05 Juli 2015

MAKALAH LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PENDIDKAN

KEKURANGAN, KELEMAHAN DAN TEKNIK MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata kuliah Teknologi dan Media Pembelajaran Yang Diampu Oleh Bapak M. Taufiq Windaryanto, M.Pd






Disusun Oleh:
AMIN ALIFATULOH
NIM: 0610300181203130020
Semester/Kelas : IV/F

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
DI WONOSOBO
2015

Kekurangan, Kelemahan
dan Teknik Menggunakan Lingkungan

A. Pendahuluan
            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru/calon guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara baik sesuai dengan ketentuan dan berhasil dalam penggunaan media tertentu.
            Masih banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi, elektronika, digital dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagai media pembelajaran adalah media cetak, Audio visual, Video, Multimedia Interaktif, E-learning dan lain-lain. Namun sesungguhnya hal tersebut merupakan pemikiran yang sempit dalam memaknai arti dari sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari media pembelajaran yang sederhana dan murah, media pembelajaran yang termasuk dalam kategori ini adalah media pembelajaran berbasis lingkungan.
            Berdasarkan hal di atas, maka di dalam makalah ini akan membahas banyak hal tentang lingkungan sebagai sumber belajar. Seperti pengertian lingkungan itu sendiri, jenis – jenis lingkungan belajar, teknik menggunakan lingkungan,. Semoga dengan makalah ini , para pembaca dapat mengambil hikmah dan manfaatnya, serta dapat menambah pengetahuan tentang lingkungan sebagai media pembelajaran.
B. Pengertian Lingkungan
            Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara gradual, ialah alam dan lingkungan. Alam sekitar mencakup segala hal yang ada disekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat letaknya, baik masa silam maupun akan datang tidak terikat pada dimensi waktu dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu.
            Istilah lain yang erat kaitannya dengan lingkungan adalah ekologi atau sering disebut lingkungan hidup. Ekologi terdiri dari bio-ekologi, geo-ekologi, dan kultur-ekologi. Bio ekologi mencakup unsur lingkungan yang hidup meliputi manusia, tumbuh-tumbuhan dan binatang.Geo-ekologi mencakup budaya dan teknologi.Lingkungan hidup sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, dan sebaliknya manusia dapat mengubah ekologi itu, baik secara positif maupun secara (konstruktif) ataupun negatif (destruktif). Ekologi yang rusak pada gilirannya dapat merusak kehidupan manusia itu sendiri,padahal kerusakan lingkungan tersebut sebagai akibat ulah dan perilaku manusia yang tak bertanggung jawab.[1]
C. Jenis Lingkungan Belajar
            Lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Jenis lingkungan belajar/pembelajaran terdiri dari:
1.      Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat kebiasaan, pendidikan, kependudukan dan agama dan sebagainya. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga, rukun tangga, rukun warga, kampung, desa dan seterusnya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik. 
2.      Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim curah hujan dan sebagainya. Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam. Aspek-aspek lingkungan alam di atas dapat dipelajari secara langsung oleh para siswa. Mengingat sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap tidak seperti dalam lingkungan sosial, maka akan lebih mudah dipelajari para siswa. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran disekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam menanggulang kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga kelestarian kemamuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
3.      Lingkungan buatan di samping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi, bendungan pertamanan, kebun binatang dan lain sebagainya. siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaanya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.[2]
4.      Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan.
D. Fungsi Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
1.    Fungsi psikologis: stimulus bersumber/berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respons, yang menunjukan tingkah laku tertentu. Respons tadi pada gilirannya dapat menjadi suatu stimulus baru yang menimbulkan respons baru, demikian seterusnya. Ini berarti lingkungan mengandung makna dan melaksanakan fungsi psiklogis tertentu.
2.    Fungsi pedagosis: ingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga-lembaga sosial. Masing-masing lembaga tersebut memiliki program pendidikan, baik tertulis maupun tidak tertulis.
3.    Fungsi instruksional: program instruksional merupakan suatu linkungan pengajaran/pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja yang dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa.
Suatu dimensi lingkungan yang sangat penting adalah masyarakat. Dalam konteks ini masyarakat mencakup unsur-unsur individu, kelompok, sumber-sumber alami, sumber budaya, sistem nilai dan norma, kondisi/situasi serta masalah-masalah , dan berbagai hambatan dalam masyarakat, secara keseluruhan merupakan lingkungan masyarakat.[3]
E. keuntungan dan kekurangan lingkungan sebagai media pembelajaran
a)      Keuntungan
Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar antara lain:
1.      Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2.      Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
3.      Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannnya lebih akurat.
4.      Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, memmbuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
5.      Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain-lain.
6.      Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asingdengan kehidupan disekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.
Oleh sebab itu lingkungan di sekitarnya harus dioptimalkan sebagai media dalam pengajaran dan lebih dari itu dapat dijadikan sumber belajar para siswa. Berbagai bidang studi yang dipelajari siswa di sekolah hampir bisa dipelajari dari lingkungan seperti ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, bahasa, kesenian, keterampilan, olahraga, kesehatan, kependudukan, ekologi, dan lain-lain.
b)      Kelemahan dan kekurangan
Beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaanya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, yaitu:
1.      Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum kegiatan itu dilaksanakan. Misalnya menentukan tujuan belajar yang diharapkan dimiliki siswa, menentukan cara bagaimana siswa mempelajarinya, menentukan apa yang harus dipelajarinya , berapa lama dipelajari, cara memperoleh informasi, mencatat hasil yang diperoleh, dan lain-lain.
2.      Ada kesan guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas. Kesan ini keliru sebab kunjunga ke kebun sekolah mempelajari keadaan tanah, jenis tumbuhan, dan lain-lain cukup dilakukan beberapa menit, selanjutnya kembali ke kelas untuk membahas lebih lanjut apa yang telah dipelajarinya.
3.      Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Ia lupa bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran baik secara individual maupun kelompok dan satu di antaranya dapat dilakukan dengan mempelajari keadaaan lingkungannya.[4]
F. Teknik Menggunakan Lingkungan
       Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu:
a.       Survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pengajaran yang dapat dilakukan untuk kegiatan survey terutama bidang studi ilmu sosial dan kemasyarakatan, seperti ekonomi, sejarah, kependudukan, hukum, sosiologi, antropologi, dan kesenian.
b.      Kamping atau berkemah, kemah memerlukan waktu yang cukup sebab siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika. Siswa dituntut merekam, apa yang ia alami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk dibhas  dan dipelajari bersama-sama.
c.       Field trip atau karyawisata, dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaikanya direncanakan objek yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran misalnya museum untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang di lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata di samping untuk kegiatan belajar sekaligus juga rekreasi yang mengandung nilai edukatif. Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir semester dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara bersama-sama dan dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.
d.      Praktek lapangan, dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus, misalnya Siswa SMK dikirimkan ke perusahaan untuk mempelajari dan mempraktekan pembukuan, akuntansi dan lain-lain. Siswa SMK Teknik diterjunkan ke pabrik-pabrik untuk melatih kemahirannya dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan keahlian yang dipelajarinya. Dengan demikian praktek lapangan berkenaan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
e.       Mengundang nara sumber, berbeda dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan nara sumber merupakan kebalikannya. Jika pada cara sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, pada nara sumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. Misanya mengundang dokter atau mantri kesehatan untuk menjelaskan berbagai penyakit, petugas keluarga berencana untuk menjelaskan keluarga kecil, petugas pertanian untuk menjelaskan cara bercocok tanam, dan lain-lain. Nara sumber yang diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar sehingga apa yang telah diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. Kriteria nara sumber dilihat dari keahlianya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan jabatannya atau kedudukannya. Sebelum mengundang nara sumber hendaknya dipersiapkan topik apa yang diminta untuk dibahas, siapa yang paling tepat untuk membahasnya, kapan waktunya, bagaimana menghubunginya, serta apa yang harus dilakukan para siswa pada waktunya.
f.       Proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat, cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa) secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan partisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan. Proyek pelayanan pada mayarakat mengandung manfaat yang baik bagi para siswa maupun masyarakat setempat. Bagi siswa merupakan penerapan atau mencoba melakukan kegiatan sehubungan dengan kecakapan belajarnya dalam bidangtertentu sedangkan bagi masyarakat dirasakan manfaatnya sebab secara langsung turut memperbaiki keadaan yang menjadi garapan masyarakat itu sendiri. Misalnya para siswa membantu memberikan pelayanan posyandu , perbaikan jembatan, jalan-jalan, kebersihan lingkungan, penyuluhan KB dan lain-lain.

Enam cara yang dikemukakan diatas tidak hanya bermanfaat bagi proses belajar siswa namun lebih dari itu dapat digunakan sebagai media kerja sama sekolah dengan masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat sanagt penting dalam pendidikan agar memperoleh masukan-masukan bagi program pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat serta memperkaya lingkungan belajar para siswa di sekolah.[5]
G. Manfaat Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Masyarakat adalah lingkungan sosial bagi siswa, dan oleh karena itu ereka perlu disiapkan hidup di masyarakat dari mana dia berasal, dan perlu mengenai masyarakat sekitarnya secara seksama. Manfaat menggunakan lingkungan sebagai media pendidikan bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
1.      Menanamkan pengertian realistik tentang proses-proses sosial dalam kehidupan.
2.      Mengembangkan kesadaran dan sensitif terhadap masalah-masalah sosial.
3.      Siswa belajar berdasarkan minat, belajar menjadi lebih bermakna.
4.      Merupakan latihan berpikr ilmiah, berdasarkan fakta yang ada dimasyarakat
5.      Mendorong rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.
6.      Memperkuat dan memperkaya pelaksanaan kurikulum dalam situasi praaktis dan senyatanya.
7.      Mempersiapkan siswa ke arah kehidupan masyarakat.
8.      Memadukan sekolah dengan masyarakat dalam upaya menjadikan sekolah sebagai lembaga kesejahteraan maasyarakat.
9.      Memupuk kerja sama antar individu-individu dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
10.  Mengembangkan kemampuan dan kebiasaan melakukan observasi oleh para siswa.
11.  Mengembangkan apresiasi dan pengertian terhadap pelayanan sosial dari masyarakat.[6]

H. Kesimpulan
                      Lingkungan merupakan suatu media yang juga sangat mendukung bagi pembelajaran sekalipun pada dasarnya para peserta didik sebenarnya sudah banyak belajar dari lingkungan sendiri tapi mereka kurang menyadari dari manfaat dan hikmah dari lingkungan itu sendiri, maka dari itu pendidik harus bisa mengoptimalkan intelektual mereka untuk mendayagunakan bahan lingkungan semaksimal mungkin karena dari lingkungan itu para peserta didik lebih mudah memahami materi secara abstrak.
                      Kendati media pembelajaran menggunakan teknik lingkungan memiliki kekurangan maka sebagai pendidik harus jeli akan kelemahan tersebut, oleh karena itu  Supaya penggunaan teknik lingkungan sebagai sumber belajar dapat berhasil secara maksimal. Maka perlu dipersiapkan secara matang melalui tiga tahapan kegiatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam setiap tahapan tersebut, hendakanya guru dan siswa dilibatkan. Pendidik harus bisa memilih teknik lingkungan mana yang sesuai dengan rancangan pembelajaran yang sudah dibuat, sehingga ketika kegiatan tersebut sudah dilaksanakan pencapaian terbaik didapat oleh tiap para peserta didik.

I. Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Sudjana, Nana dan Ahmad Rifai. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara




[1]Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2001), hlm. 195.
[2]Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), hlm. 212-214
[3]Oemar Hamalik, Op. Cit., hlm. 196-197.
[4]Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Op. Cit., hlm. 208-209.
[5]Ibid., hlm. 209-212
[6] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994), hlm. 99-100

Tidak ada komentar: