KEKURANGAN, KELEMAHAN DAN TEKNIK MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata kuliah Teknologi dan
Media Pembelajaran Yang Diampu Oleh Bapak M. Taufiq Windaryanto, M.Pd
Disusun Oleh:
AMIN ALIFATULOH
NIM: 0610300181203130020
Semester/Kelas : IV/F
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
DI WONOSOBO
2015
Kekurangan, Kelemahan
dan Teknik Menggunakan Lingkungan
A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan
terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya
maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari
perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama
sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor di sekolah. Salah satu faktor
tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh
guru/calon guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada
peserta didik secara baik sesuai dengan ketentuan dan berhasil dalam penggunaan
media tertentu.
Masih banyak orang
beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi,
elektronika, digital dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagai media
pembelajaran adalah media cetak, Audio visual, Video, Multimedia Interaktif,
E-learning dan lain-lain. Namun sesungguhnya hal tersebut merupakan pemikiran
yang sempit dalam memaknai arti dari sebuah media pembelajaran. Media
pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari media pembelajaran yang
sederhana dan murah, media pembelajaran yang termasuk dalam kategori ini adalah
media pembelajaran berbasis lingkungan.
Berdasarkan hal di
atas, maka di dalam makalah ini akan membahas banyak hal tentang lingkungan
sebagai sumber belajar. Seperti pengertian lingkungan itu sendiri, jenis –
jenis lingkungan belajar, teknik menggunakan lingkungan,. Semoga dengan makalah
ini , para pembaca dapat mengambil hikmah dan manfaatnya, serta dapat menambah
pengetahuan tentang lingkungan sebagai media pembelajaran.
B. Pengertian Lingkungan
Ada dua istilah
yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara gradual, ialah alam dan
lingkungan. Alam sekitar mencakup segala hal yang ada disekitar kita, baik yang
jauh maupun yang dekat letaknya, baik masa silam maupun akan datang tidak
terikat pada dimensi waktu dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di
alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu.
Istilah lain yang
erat kaitannya dengan lingkungan adalah ekologi atau sering disebut
lingkungan hidup. Ekologi terdiri dari bio-ekologi, geo-ekologi, dan
kultur-ekologi. Bio ekologi mencakup unsur lingkungan yang hidup meliputi
manusia, tumbuh-tumbuhan dan binatang.Geo-ekologi mencakup budaya dan
teknologi.Lingkungan hidup sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, dan
sebaliknya manusia dapat mengubah ekologi itu, baik secara positif maupun
secara (konstruktif) ataupun negatif (destruktif). Ekologi yang rusak pada
gilirannya dapat merusak kehidupan manusia itu sendiri,padahal kerusakan
lingkungan tersebut sebagai akibat ulah dan perilaku manusia yang tak
bertanggung jawab.[1]
C. Jenis Lingkungan Belajar
Lingkungan sebagai
dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku
individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Jenis lingkungan belajar/pembelajaran
terdiri dari:
1.
Lingkungan
sosial
Lingkungan
sosial sebagai sumber berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan
bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat kebiasaan, pendidikan,
kependudukan dan agama dan sebagainya. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk
mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran
penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai
dari lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga, rukun tangga, rukun warga,
kampung, desa dan seterusnya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
dan tingkat perkembangan anak didik.
2.
Lingkungan
Alam
Lingkungan
alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan
geografis, iklim, suhu udara, musim curah hujan dan sebagainya. Lingkungan alam
tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam. Aspek-aspek
lingkungan alam di atas dapat dipelajari secara langsung oleh para siswa.
Mengingat sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap tidak seperti dalam
lingkungan sosial, maka akan lebih mudah dipelajari para siswa. Siswa dapat
mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan-perubahan
yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan
alam diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran disekolah
serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara
lingkungan, turut serta dalam menanggulang kerusakan dan pencemaran lingkungan
serta tetap menjaga kelestarian kemamuan sumber daya alam bagi kehidupan
manusia.
3.
Lingkungan
buatan di samping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami,
ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja
diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi, bendungan
pertamanan, kebun binatang dan lain sebagainya. siswa dapat mempelajari
lingkungan buatan dari aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya,
pemeliharaanya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan
kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat
dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.[2]
4.
Lingkungan
kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam
konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan.
D.
Fungsi Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
1.
Fungsi
psikologis: stimulus bersumber/berasal dari lingkungan yang merupakan
rangsangan terhadap individu sehingga terjadi respons, yang menunjukan tingkah
laku tertentu. Respons tadi pada gilirannya dapat menjadi suatu stimulus baru
yang menimbulkan respons baru, demikian seterusnya. Ini berarti lingkungan
mengandung makna dan melaksanakan fungsi psiklogis tertentu.
2.
Fungsi
pedagosis: ingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat
mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai lembaga
pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga-lembaga
sosial. Masing-masing lembaga tersebut memiliki program pendidikan, baik
tertulis maupun tidak tertulis.
3.
Fungsi
instruksional: program instruksional merupakan suatu linkungan
pengajaran/pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar,
materi pelajaran, sarana dan prasarana pengajaran, dan kondisi lingkungan kelas
(fisik) merupakan lingkungan yang sengaja yang dikembangkan untuk mengembangkan
tingkah laku siswa.
Suatu
dimensi lingkungan yang sangat penting adalah masyarakat. Dalam konteks ini
masyarakat mencakup unsur-unsur individu, kelompok, sumber-sumber alami, sumber
budaya, sistem nilai dan norma, kondisi/situasi serta masalah-masalah , dan
berbagai hambatan dalam masyarakat, secara keseluruhan merupakan lingkungan
masyarakat.[3]
E.
keuntungan dan kekurangan lingkungan sebagai media pembelajaran
a)
Keuntungan
Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari
lingkungan dalam proses belajar antara lain:
1.
Kegiatan
belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam,
sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2.
Hakikat
belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan
yang sebenarnya atau bersifat alami.
3.
Bahan-bahan
yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannnya
lebih akurat.
4.
Kegiatan
belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, memmbuktikan atau
mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
5.
Sumber
belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka
ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan dan
lain-lain.
6.
Siswa
dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya,
sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asingdengan kehidupan disekitarnya,
serta dapat memupuk cinta lingkungan.
Oleh sebab itu lingkungan di
sekitarnya harus dioptimalkan sebagai media dalam pengajaran dan lebih dari itu
dapat dijadikan sumber belajar para siswa. Berbagai bidang studi yang
dipelajari siswa di sekolah hampir bisa dipelajari dari lingkungan seperti
ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, bahasa, kesenian, keterampilan,
olahraga, kesehatan, kependudukan, ekologi, dan lain-lain.
b)
Kelemahan
dan kekurangan
Beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam
pelaksanaanya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar,
yaitu:
1.
Kegiatan
belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa
ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan
main-main. Kelemahan ini bisa diatasi dengan persiapan yang matang sebelum
kegiatan itu dilaksanakan. Misalnya menentukan tujuan belajar yang diharapkan
dimiliki siswa, menentukan cara bagaimana siswa mempelajarinya, menentukan apa
yang harus dipelajarinya , berapa lama dipelajari, cara memperoleh informasi,
mencatat hasil yang diperoleh, dan lain-lain.
2.
Ada
kesan guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu
yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas. Kesan ini
keliru sebab kunjunga ke kebun sekolah mempelajari keadaan tanah, jenis
tumbuhan, dan lain-lain cukup dilakukan beberapa menit, selanjutnya kembali ke
kelas untuk membahas lebih lanjut apa yang telah dipelajarinya.
3.
Sempitnya
pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Ia lupa
bahwa tugas belajar siswa dapat dilakukan di luar jam kelas atau pelajaran baik
secara individual maupun kelompok dan satu di antaranya dapat dilakukan dengan
mempelajari keadaaan lingkungannya.[4]
F. Teknik Menggunakan Lingkungan
Ada beberapa cara
bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu:
a.
Survey,
yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk
mempelajari proses sosial, budaya ekonomi, kependudukan, dan lain-lain.
Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan beberapa
pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan
lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan
disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pengajaran
yang dapat dilakukan untuk kegiatan survey terutama bidang studi ilmu sosial
dan kemasyarakatan, seperti ekonomi, sejarah, kependudukan, hukum, sosiologi,
antropologi, dan kesenian.
b.
Kamping
atau berkemah, kemah memerlukan waktu yang cukup sebab siswa harus dapat
menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan
lain-lain. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi,
biologi, kimia, dan fisika. Siswa dituntut merekam, apa yang ia alami, rasakan,
lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk
dibhas dan dipelajari bersama-sama.
c.
Field
trip atau karyawisata, dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah
kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian
integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilakukan
siswa, sebaikanya direncanakan objek yang akan dipelajari dan cara
mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari. Objek karyawisata harus
relevan dengan bahan pengajaran misalnya museum untuk pelajaran sejarah, kebun
binatang untuk pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan
kebudayaan, peneropongan bintang di lembang untuk fisika dan astronomi.
Karyawisata di samping untuk kegiatan belajar sekaligus juga rekreasi yang
mengandung nilai edukatif. Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir semester
dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara
bersama-sama dan dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.
d.
Praktek
lapangan, dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan
khusus, misalnya Siswa SMK dikirimkan ke perusahaan untuk mempelajari dan
mempraktekan pembukuan, akuntansi dan lain-lain. Siswa SMK Teknik diterjunkan
ke pabrik-pabrik untuk melatih kemahirannya dalam bidang-bidang tertentu sesuai
dengan keahlian yang dipelajarinya. Dengan demikian praktek lapangan berkenaan
dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah
kejuruan.
e.
Mengundang
nara sumber, berbeda dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan
nara sumber merupakan kebalikannya. Jika pada cara sebelumnya kelas dibawa ke
masyarakat, pada nara sumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk
memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. Misanya
mengundang dokter atau mantri kesehatan untuk menjelaskan berbagai penyakit,
petugas keluarga berencana untuk menjelaskan keluarga kecil, petugas pertanian
untuk menjelaskan cara bercocok tanam, dan lain-lain. Nara sumber yang diundang
harus relevan dengan kebutuhan belajar sehingga apa yang telah diberikan oleh
nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. Kriteria
nara sumber dilihat dari keahlianya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan
bukan jabatannya atau kedudukannya. Sebelum mengundang nara sumber hendaknya
dipersiapkan topik apa yang diminta untuk dibahas, siapa yang paling tepat
untuk membahasnya, kapan waktunya, bagaimana menghubunginya, serta apa yang
harus dilakukan para siswa pada waktunya.
f.
Proyek
pelayanan dan pengabdian pada masyarakat, cara ini dilakukan apabila sekolah
(guru dan siswa) secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan
kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan partisipasi dalam kegiatan
masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan. Proyek pelayanan pada mayarakat
mengandung manfaat yang baik bagi para siswa maupun masyarakat setempat. Bagi
siswa merupakan penerapan atau mencoba melakukan kegiatan sehubungan dengan
kecakapan belajarnya dalam bidangtertentu sedangkan bagi masyarakat dirasakan
manfaatnya sebab secara langsung turut memperbaiki keadaan yang menjadi garapan
masyarakat itu sendiri. Misalnya para siswa membantu memberikan pelayanan
posyandu , perbaikan jembatan, jalan-jalan, kebersihan lingkungan, penyuluhan
KB dan lain-lain.
Enam cara yang dikemukakan diatas tidak hanya bermanfaat bagi
proses belajar siswa namun lebih dari itu dapat digunakan sebagai media kerja sama
sekolah dengan masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat sanagt penting
dalam pendidikan agar memperoleh masukan-masukan bagi program pendidikan agar
lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat serta memperkaya lingkungan belajar
para siswa di sekolah.[5]
G.
Manfaat Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Masyarakat
adalah lingkungan sosial bagi siswa, dan oleh karena itu ereka perlu disiapkan hidup
di masyarakat dari mana dia berasal, dan perlu mengenai masyarakat sekitarnya
secara seksama. Manfaat menggunakan lingkungan sebagai media pendidikan bagi
peserta didik adalah sebagai berikut:
1.
Menanamkan
pengertian realistik tentang proses-proses sosial dalam kehidupan.
2.
Mengembangkan
kesadaran dan sensitif terhadap masalah-masalah sosial.
3.
Siswa
belajar berdasarkan minat, belajar menjadi lebih bermakna.
4.
Merupakan
latihan berpikr ilmiah, berdasarkan fakta yang ada dimasyarakat
5.
Mendorong
rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.
6.
Memperkuat
dan memperkaya pelaksanaan kurikulum dalam situasi praaktis dan senyatanya.
7.
Mempersiapkan
siswa ke arah kehidupan masyarakat.
8.
Memadukan
sekolah dengan masyarakat dalam upaya menjadikan sekolah sebagai lembaga
kesejahteraan maasyarakat.
9.
Memupuk
kerja sama antar individu-individu dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
10.
Mengembangkan
kemampuan dan kebiasaan melakukan observasi oleh para siswa.
11.
Mengembangkan
apresiasi dan pengertian terhadap pelayanan sosial dari masyarakat.[6]
H.
Kesimpulan
Lingkungan merupakan suatu media yang
juga sangat mendukung bagi pembelajaran sekalipun pada dasarnya para peserta
didik sebenarnya sudah banyak belajar dari lingkungan sendiri tapi mereka
kurang menyadari dari manfaat dan hikmah dari lingkungan itu sendiri, maka dari
itu pendidik harus bisa mengoptimalkan intelektual mereka untuk mendayagunakan
bahan lingkungan semaksimal mungkin karena dari lingkungan itu para peserta
didik lebih mudah memahami materi secara abstrak.
Kendati
media pembelajaran menggunakan teknik lingkungan memiliki kekurangan maka
sebagai pendidik harus jeli akan kelemahan tersebut, oleh karena itu Supaya penggunaan teknik lingkungan sebagai
sumber belajar dapat berhasil secara maksimal. Maka perlu dipersiapkan secara
matang melalui tiga tahapan kegiatan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan
tindak lanjut. Dalam setiap tahapan tersebut, hendakanya guru dan siswa
dilibatkan. Pendidik harus bisa memilih teknik lingkungan mana yang sesuai
dengan rancangan pembelajaran yang sudah dibuat, sehingga ketika kegiatan
tersebut sudah dilaksanakan pencapaian terbaik didapat oleh tiap para peserta
didik.
I.
Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar. 2001. Proses
Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Sudjana, Nana dan Ahmad Rifai. 2005.
Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
[1]Oemar Hamalik, Proses
Belajar Mengajar (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2001), hlm. 195.
[2]Nana Sudjana
dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005),
hlm. 212-214
[3]Oemar Hamalik,
Op. Cit., hlm. 196-197.
[4]Nana Sudjana
dan Ahmad Rifai, Op. Cit., hlm. 208-209.
[5]Ibid., hlm.
209-212
[6] Oemar Hamalik,
Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994), hlm. 99-100
[1]Oemar Hamalik, Proses
Belajar Mengajar (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2001), hlm. 195.
[2]Nana Sudjana
dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005),
hlm. 212-214
[3]Oemar Hamalik,
Op. Cit., hlm. 196-197.
[4]Nana Sudjana
dan Ahmad Rifai, Op. Cit., hlm. 208-209.
[5]Ibid., hlm.
209-212
[6] Oemar Hamalik,
Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994), hlm. 99-100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar